Selasa, 11 Oktober 2011

Tugas Komunikasi Data Dan Jaringan (Makalah Pengkodean, sinyal dan Data Analog dan digital). Dosen: Yosefrizal,M.Kom



PENGKODEAN,SINYAL DAN DATA ANALOG DAN DIGITAL
     DISUSUN OLEH      :


 1.      Nama                    :  Yeni Eliza
  No. Bp.                 :  101012062
 2.      Nama                    :  Febrina Rahayu
  No. Bp.                 :  101012067
 3.      Nama                    :  Illa Novita Sari
  No. Bp                  :  101012123


KOMUNIKASI  DATA  DAN JARINGAN





SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PAYAKUMBUH
TAHUN 2011



KATA PENGANTAR
           
            Dengan mengucapkan Puji dan Syukur ke Hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada kami , Akhirnya Tugas ini dapat terselesaikan dengan baik dan selamat.
            Tugas makalah ini pada dasarnya membentuk kita untuk bisa mengerti dan dapat memahami apa itu Pengkodean, Sinyal dan Data Analog dan Digital.
            Pada pembuatan makalah ini, kami mengalami suatu kendala atau halangan. Namun halangan tersebut sudah kami perhitungkan dan pertimbangkan  semampu kami. Untuk itu kami semua memohon kepada  Dosen matakuliah ini untuk lebih membimbing kami semua .
            Dan Kami semua menyadari bahwa tugas makalah ini masih sangat jauh dari sempurna,karena keterbatasan kami. Untuk itu kami mengharapkan saran dan perbaikan , sehingga makalah ini dapat lebih bermanfaat bagi kita semua.  
                                                                                               

Payakumbuh,    Oktober 2011

Penyusun



DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar……………………………………………………….i
Daftar isi…….………………………………………………….ii
BAB I. PENDAHULUAN………………………… ……....……1
            1.1   Latar belakang masalah……………………...1
            1.2   Rumusan dan batasan masalah……………..1
            1.3   Tujuan penulisan….…………………………….1
           
BAB II  ISI.…………………………………………….......…..3
            2.1 Kombinasi Pengkodean…………………………3
            2.2 Sinyal Analog dan Sinyal Digital……………...4
            2.3 Data Analog dan Data Digital………………….6
            2.4 Format Pengkodean Sinyal Digital, Data Digital, Sinyal Digital............................................................8
BAB III PENUTUP………………………………………………………..11
            3.1 Kesimpulan…………………………………………………..11
            3.2 Saran………………………………………………………….11
Dartar pustaka………………………………………………………12


BAB I
PENDAHULUAN

I.I  Latar Belakang masalah
            Pada Era Globalisasi saat ini Internet bukan lagi tempat untuk teks dan gambar saja. Kombinasi      kompresi     dan    komputer     yang    kuat   dan   modern, cepat   dapat memungkinkan kita mendengar suara berkualitas melalui Internet. Kualitas video melalui Internet    akan   terus   berkembang,      seiring  dengan     semakin    lazimnya     jaringan   telepon digital berkecepatan tinggi. Agar komputer dapat bercakap-cakap dalam "bahasa" yang umum, bit-bit digital disusun   menjadi    kode   seperti   ASCII    untuk   komputer    personal   dan   EBCDIC      untuk komputer      mainframe      dan    minikomputer      IBM.     Kode    membuat      komputer     dapat menerjemahkan   bit-bit   biner   on dan off menjadi   informasi.   Sebagai   contoh,   komputer- komputer     berjarak   jauh   dapat   membaca     pesan   email   sederhana    karena   berada   pada ASCII. ASCII (Americar~ Standard Code for Information lnterchange) adalah kode tujuh bit   yang   digunakan   oleh   PC.   Kode   ASCII   terbatas   pada   128   karakter.   Tambahan   pada ASCII      mendukung       penggunaan       kode    delapan     bit.  Kebanyakan       PC    sekarang menggunakan   ASCII   lanjutan (extended   ASCII).   Karakter-karakter   ini termasuk   semua huruf kapital dan kecil pada alfabet, bilangan dan tanda-tanda baca.

I.2 Rumusan dan Batasan masalah
            Rumusan pada Pengkodean, sinyal dan data analog dan digital  ini adalah untuk optimalisasi media yang akan digunakan untuk transmisi. Salah satu bentuk data dapat dikodekan ke dalam salah satu bentuk sinyal. Untuk pensinyalan digital, sumber data yang dapat berbentuk digital maupun analog dikodekan menjadi bentuk sinyal digital. Bentuk sinyal tergantung pada teknik pengkodean.

1.3 Tujuan penulisan
            Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk lebih memahami Pengkodean, sinyal dan data analog dan digital, serta untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Data dan Jaringan.



BAB. II


ISI
PENGKODEAN, SINYAL  DAN  DATA ANALOG DAN DIGITAL

2.1              KOMBINASI PENGKODEAN
Digital signaling: sumber data g(t), berupa digital atau analog, dikodekan menjadi sinyal digital x(t) berdasarkan teknik tertentu. Analog signaling: sinyal input m(t) disebut “modulating signal” dikalikan dengan sinyal pembawa, hasil modulasi berupa sinyal analog s(t) disebut “modulated signal”
Ada 4 kombinasi hubungan data dan sinyal:
  • Data digital, sinyal digital perangkat pengkodean data digital menjadi sinyal digital lebih sederhana dan murah daripada perangkat modulasi digital-to-analog
  • Data analog, sinyal digital konversi data analog ke bentuk digital memungkinkan penggunaan perangkat transmisi dan switching digital
  • Data digital, sinyal analog beberapa media transmisi hanya bisamerambatkan sinyal analog, misalnya unguided media
  • Data analog, sinyal analog data analog dapat dikirimkan dalambentuk sinyal baseband, misalnya transmisi suara pada saluranpelanggan PSTN
Teknik Pengkodean dan Modulasi
Bentuk x(t) bergantung pada teknik pengkodean dan dipilih yang sesuai dengan karakteristik media transmisi. Frekuensi sinyal pembawa dipilih yang kompatibel dengan media transmisi

                          
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv_jEHllRg5Rw-fJmiu_Ilo9E4TdTIayH4JlwxWHv017dGrOam9uZF1OJgIpnvVgAcDTyli5cG3aEkN-KhJrb930KFerlI3eKrvcBRDUc9QJX7gzMFcahJadznWhvhNHQC6VbXN7X4Eihs/s320/18.JPG

2.2              SINYAL ANALOG DAN SINYAL DIGITAL

a.       Sinyal Analog

Sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang yang kontinyu, yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Dua parameter/ karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah amplitude dan frekuensi. Isyarat analog biasanya dinyatakan dengan gelombang sinus, mengingat gelombang sinus merupakan dasar untuk semua bentuk isyarat analog. Hal ini didasarkan kenyataan bahwa berdasarkan analisis fourier, suatu sinyal analog dapat diperoleh dari perpaduan sejumlah gelombang sinus. Dengan menggunakan sinyal analog, maka jangkauan transmisi data dapat mencapai jarak yang jauh, tetapi sinyal ini mudah terpengaruh oleh noise. Gelombang pada sinyal analog yang umumnya berbentuk gelombang sinus memiliki tiga variable dasar, yaitu amplitudo, frekuensi dan phase. Amplitudo merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan dari sinyal analog. Frekuensi adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam satuan detik. Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.


b.      Sinyal Digital

Sinyal digital merupakan sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami perubahan yang tiba-tiba dan mempunyai besaran 0 dan 1. Sinyal digital hanya memiliki dua keadaan, yaitu 0 dan 1, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh derau/noise, tetapi transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang relatif dekat. Biasanya sinyal ini juga dikenal dengan sinyal diskret. Sinyal yang mempunyai dua keadaan ini biasa disebut dengan bit. Bit merupakan istilah khas pada sinyal digital. Sebuah bit dapat berupa nol (0) atau satu (1). Kemungkinan nilai untuk sebuah bit adalah 2 buah (21). Kemungkinan nilai untuk 2 bit adalah sebanyak 4 (22), berupa 00, 01, 10, dan 11. Secara umum, jumlah kemungkinan nilai yang terbentuk oleh kombinasi n bit adalah sebesar 2n buah.
      Sinyal digital memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan analog:
a.       Kecepatan lebih tinggi
b.      Kualitas suara lebih jernih
c.       Lebih sedikit kesalahan
d.      Memerlukan peralatan pendukung yang tidak terlalu kompleks
e.       Suara lebih jernih
Sebagai ganti gelombang, sinyal digital ditransmisikan dalam bentuk bit-bit biner. Kata     biner  berarti   terdiri  dari   dua   bagian.   Pada    istilah  telekomunikasi,      istilah  biner mengacu pada fakta bahwa hanya ada dua nilai untuk suara dan data yang ditransmisikan, yaitu on dan off. Bit-bit on dilukiskan sebagai satu, tanda adanya tegangan, dan bit-bit off dilukiskan   sebagai   nol,   tidak   ada   tegangan.   Kenyataan   bahwa   transmisi   digital   hanya terdiri dari on dan off adalah suatu alasan mengapa layanan digital dapat lebih akurat dan lebih jernih untuk suara. Sinyal digital dapat dibuat   agar lebih dapat   diandalkan. Untuk membuat gelomb ang yang dapat memiliki ban yak bentuk dib andingkan bit yang hanya terdiri dari on dan off saja memang lebih kompleks.
Baik     sinyal   analog    dan   digital   masing-masing       memiliki     kelemahan.      Volume kedua     sinyal   makin     berkurang     terhadap    jarak,   rnakin    lemah    dan   mudah      menerima gangguan       atau   interferensi,    termasuk     gangguan      statik.  Namun      sinyal   digital   dapat "direparasi" dengan lebih baik dibandingkan sinyal analog. Kelebihan Teknik Pensinyalan Digital   :
1.      Teknologi digital ; LSI dan VLSI menyebabkan penurunan biaya dan ukuran sirkuit digital.
2.      Keutuhan data : terjamin karena penggunaan repeater dibandingkan sekedar amplifier saja.
3.      Kapasitas penggunaan : teknik multiplexing dalam digital lebih mudah dan murah.
4.      Keamanan dan privacy : teknik enkripsi dapat diaplikasikan ke data digital, dan juga data analog asalkan sudah didigitalisasi.
5.      Integrasi : karena semua sinyal (data analog dan digital) diperlakukan secara digital, maka mempunyai bentuk yang sama, secara ekonomis dapat diintegrasikan secara bersama2 baik itu jenis data suara, video dan data digital.


2.3              DATA ANALOG DAN DATA DIGITAL
Perbandingan data analog dan data digital, Data Analog   : Nilainya kontinyu dalam suatu interval,contoh : sound, video. Sedangkan Data Digital : Nilainya diskrit, misalnya  : teks, integer.


A.    Frekuensi pada layanan analog

         Sinyal analog   berada di jalur telepon dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Cara   sinyal   bergerak   diekspresikan   dalam   frekuensi.   Frekuensi   adalah   jumlah   getaran bolak-balik sinyal analog dalam satu siklus lengkap per detik. Satu siklus lengkap, terjadi saat   gelombang berada pada titik   bertegangan nol,   menuju ke titik   tegangan   positif   tertinggi   pada   gelombang,   menurun   ke   titik   tegangan   negatif   dan menuju     ke   titik  nol  kembali.   Semakin     tinggi   kecepatan    atau   frekuensinya,    semakin banyak siklus lengkap yang terjadi pada satu periode waktu. Kecepatan atau frekuensi ini dinyatakan      dalam    hertz   (Hz).    Sebagai    contoh,    sebuah    gelombang       yang   berayun bolakbalik sebanyak sepuluh kali tiap detik berarti memiliki kecepatan sepuluh hertz atau sepuluh siklus per detik. Frekuensi   yang   digunakan   layanan-layanan   analog   diekspresikan   dalam   bentuk singkatan.   Misalnya,   ribuan siklus per   detik   ditulis dengan kilohertz   (kHz),   dan   jutaan siklus   per   detik   ditulis   dengan   megahertz   (MHz).   Transmisi   analog   terjadi   pada   media yang tertutup seperti kabel coaxial, TV   kabel dan pada kabel tembaga   yang digunakan pada     layanan    telepon    rumah.    Layanan     analog    juga   ditransmisikan      melalui    media "terbuka",   seperti   gelombang       mikro,   telepon   rumah   tanpa    kabel   dan   telepon   seluler. Layanan-layanan   tertentu   berada   pada   frekuensi        yang   terdefinisi   sebelumnya.  
Contoh frekuensi-frekuensi analog adalah   : 
a.       Kilohertz atau kHz = ribuan siklus per detik
b.      Suara   berada   pada   rentang   frekuensi   0,3   kHz   sampai   3,3   kHz,   atau   3000   Hz.
c.       Megahertz atau MHz = jutaan siklus per detik
d.      Sinyal TV kabel analog berada pada rentang frekuensi 54 MHz sampai 750 MHz.
e.       Gigahertz atau GHz = milyaran siklus per detik
f.       Kebanyakan menara gelombang mikro analog beroperasi antara 2 dan 12 GHz
g.      Bandwidth 3000-siklus yang dialokasikan untuk setiap percakapan pada jaringan publik   terlalu   lambat   untuk   komputer   digital   saat   berkomunikasi   melalui   jalur   analog lewat    modem.     Modem,      yang    memungkinkan        komputer     digital  dan   mesin    faksimile berkomunikasi       lewat   jalur  telepon    analog,   memiliki    cara   untuk   mengatasi     beberapa keterbatasan   kecepatan   di   jaringan   publik   yang   sebagian   analog.     
h.      Bandwidth 3000-siklus yang dialokasikan untuk setiap percakapan pada jaringan publik   terlalu   lambat   untuk   komputer   digital   saat   berkomunikasi   melalui   jalur   analog lewat    modem.     Modem,      yang    memungkinkan        komputer     digital  dan   mesin    faksimile berkomunikasi       lewat   jalur  telepon    analog,   memiliki    cara   untuk   mengatasi     beberapa keterbatasan   kecepatan   di   jaringan   publik   yang   sebagian   analog.   

B.     Kerugian pada layanan analog
         Mengirim   sinyal telepon   analog   dapat   dianalogikan   dengan   mengirim air   lewat pipa. Aliran air kehilangan tenaganya saat disalurkan melalui sebuah pipa. Semakin jauh pipa yang dilalui, semakin banyak tenaga yang hilang dan aliran menjadi semakin lemah. Demikian   juga,   sinyal analog   menjadi   semakin   lemah setelah   melalui jarak   yang   jauh, baik   sinyal   tersebut   dikirim   melalui   kawat   ternbaga,   kabel   coaxial   atau   melalui   udara sebagai   sinyal   radio    atau   gelombang   rnikro.   Sinyal   yang     bertemu   dengan   resistan   di dalam media pengirimannya (baik tembaga, kabel coaxial atau udara) diperlemah. Pada percakapan   suara,   suara   dapat   terdengar      lebih   pelan.   Selain   bertambah   lemah,   sinyal analog juga rnemungut interferensi elektrik, atau "desah" (noise) dari dalam jalur. Kabel listrik,  petir   dan   mesin-mesin     listrik  semuanya      menginjeksikan      desah    dalam    bentuk energi listrik pada sinyal analog. Pada percakapan suara,   noise pada   jalur analog dapat terdengar statik.
Untuk   mengatasi   resistan   dan   meningkatkan   sinyal,   sebuah   gelombang   analog dikuatkan      secara     periodis    menggunakan        alat   yang     disebut    amplifer     (penguat). Menguatkan sinyal analog yang telah dilemahkan bukannya tanpa masalah. Pada layanan analog, amplifier yang menguatkan sinyal tidak dapat membedakan antara energi listrik yang hadir dalam bentuk noise dengan suara atau data aktual yang ditransmisikan. Maka noise   juga   ikut   dikuatkan   bersama   sinyal.   Pada   percakapan   telepon,   orang   mendengar statik pada latar saat hal ini terjadi. Saat noise pada transmisi data ikut dikuatkan, noise dapat menyebabkan terjadinya kesalahan pada transmisi. Sebagai contoh, pada transmisi data    keuangan,     sales  penerima     transmisi   dapat   menerima      jumlah    $300.000,     padahal informasi yang dikirim sebenarnya $3 juta.

2.4              FORMAT PENGKODEAN SINYAL DIGITAL, DATA DIGITAL, SINYAL  DIGITAL

A.    Rapat Spektral
Rapat Spektral adalah pengkodean diferensial informasi yang akan dikirim didasarkan atas perbedaan antara simbol data yang berurutan NRZ, yaitu         :
a.       Mudah direkayasa
b.      Sebagian besar energi berada antara dc dan 0,5 kali laju bit
c.       Ada komponen DC,
d.      Kemampuan sinkronisasi buruk
e.       Biasanya digunakan pada penyimpanan magnetik

B.     Biphase

Kode Manchester digunakan pada standar IEEE 802.3 (CSMA/CD) untuk LAN dengan topologi bus, media transmisi kabel koaksial baseband dan twisted pair. Kode differential Manchester digunakan pada IEEE 802.5 (token ring LAN), media transmisi STP
Kasus Manchester dan differential Manchester mempunyai beberapa keunggulan, yaitu :
a.       Sinkronisasi: penerima dapat melakukan sinkronisasi pada setiap transisi dalam 1 durasi bit
b.      Tanpa komponen dc
c.       Deteksi kesalahan: transisi yang tidak terjadi di tengah bit dapat digunakan sebagai indikasi kesalahan
Kelemahan:
a.       Bandwidth lebih besar dibandingkan NRZ dan multilevel binary

C.     Laju Modulasi
Yaitu laju perubahan level sinyal (pembangkitan elemen sinyal), berbeda dengan laju data.
Tujuan perancangan pengkodean data adalah:
a.       Tidak ada komponen dc
b.      Tidak ada urutan bit yang menyebabkan sinyal berada pada level 0 dalam waktu lama
c.       Tidak mengurangi laju data
d.      Kemampuan deteksi kesalahan

D.    Laju Transisi Sinyal
Salah satu cara dalam penentuan laju modulasi adalah dengan mencari rata-rata jumlah transisi yang terjadi per periode bit. Tabel berikut memberikan contoh laju transisi sinyal dengan kasus aliran data 1 dan 0 bergantian (101010…)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgz8u8syJ1G1p7xpkz31Vw8IoAZykcMO2Bqhz_vtVZrtbJivlloriB-6HYYBd7JUBZf515NJ2HBeTvEhmB6ut_hT81Qs0GX-Bz28QBcicm46FPB3RajIq1tcdLXkoRVWsBxAUPkrgDh6UXj/s320/11.JPG
E.     Data Digital, Sinyal Analog
Contoh: transmisi data digital melalui jaringan telepon publik (PSTN); perangkatdigital dihubungkan ke jaringan melalui modem.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-CkMcCNgXklfY0omlzTMuoyElTT-8cbyJGp6IilKPWwaIIT53fgVA7lHRQ6nU4iXNpfbruvJHBkspbgJItBNkeTBj_89beo3Z2UXshYDuTc8kA8iUxQEkbxJv2DyrkTdnvzB2nGAEF3wd/s320/9.JPG
F.      Modulasi Digital
Ada 3 teknik pengkodean atau modulasi dasar untuk mengubah data digital menjadi sinyal analog: amplitude shift keying (ASK), frequency shift keying (FSK), dan phase shift keying (PSK).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqK0nFFq_wPi7AVJNyJIWu1wn5v6OhCLIKPk-Hg16Obdb0TBDshlftSe-TuCGgMjeNtkOOdmJ2UTDYvbyGE8HFLTUgDSEbcj5Owt8-tRvtwOp19yug2Cz25hAOlCvm2b7XJ4wQDrxFE0Ux/s320/8.JPG
G.    Efisiensi Bandwidth
Rasio datarate terhadap bandwidth transmisi untuk berbagai skema pengkodean digital-to-analog ditunjukkan pada tabel.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikBltw4eLGksxIugFnDRjEnw8ENLCSajhmhUQyH2DSQnoNAXxUtHtX41QRdoHcUfm6ERvWClVqgV_9mJewwUwikZTFPjFoNtxS8DTZTnBfxb1qHiiXugP_JZfNgoJoX_IVqkT68jdeidin/s320/7.JPG

H.    Data Analog, Sinyal Digital
Setelah konversi data analog ke data digital, proses selanjutnya adalah salah satu dari 3 cara berikut:
1.        Data digital langsung ditransmisikan dalam bentuk NRZ-L
2.        Data digital dikodekan sebagai sinyal digital dengan menggunakan kode selain NRZ-L
3.        Data digital dikonversi menjadi sinyal analog, dengan menggunakan teknikmodulasi
Teknik dasar yang digunakan dalam code :
1.        Pulse code modulation SNR=6,02n+1,76 dB
2.        Delta modulation implementasi lebih sederhana, karakteristik SNR lebih buruk
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbZDDY2sewSENo6ZqIGxVbGi4AM-MVI3XunqEr-EkkDo5LcjEblb47Lmfdh78ElBUzwFW_7pFz3OTHjM79tgxPCL43_niynhuf28aofDSpYuZFR646q0dJfAfDpVpJ88dimkUgd2nkvPn2/s320/6.JPG

I.       Pulse Code Modulation
Jika data suara dibatasi pada frekuensi dibawah 4000 Hz, maka frekuensi 8000 cuplikan per detik dianggap cukup untuk mewakili sinyal suara. Pada gambar di samping, tiap cuplikan dikuantisasi menjadi 16 level. Kemudian hasil kuantisasi direpresentasikan oleh 4 bit. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1RXcXKZ8NxsBKB-bCoZfRBc3fFOxnBnuEymGbcyjhUKLyMqJlW36Y6yyBZQwXZYXD1burYAzH3sDTLk4Z6AGMY6gUvIUZBJoIjr2m8J0wyv9X_fAfrn7wwOaJTu8pdynWFd0wzTLTyAuS/s320/4.JPG

Alasan utama penggunaan teknik digital, yaitu  :
1.      Tidak ada additive noise
2.      Tida ada intermodulation noise
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8DlqESA0IMJYVaHLW70Lsiy8B6xggJpe4PADxm7g4AlPzG9cQ0PU85o37VHMrOniWkCsOK9m8rLN4MKkmP4zJvuPV3ImBy050m_gNRNj_4ebzZFOpMvia7hiCLxwdWbXyBRaURfQzLX6q/s320/3.JPG

J.       Data Analog, Sinyal Analog
Alasan utama diperlukannya modulasi analog:
a.       Transmisi efektif terjadi pada frekuensi tinggi
b.      Memungkinkan frequency-division multiplexing
c.       x(t) adalah sinyal masukan (membawa data)



K.    Spread Spectrum
Teknik ini digunakan untuk mengirimkan data analog atau digital, dengan sinyal analog. Ide dasarnya adalah penyebaran sinyal informasi dalam bandwidth yang lebih lebar sehingga menyulitkan jamming Skema dalam penerapan spektral tersebar:
1.      Frequency hopping sinyal di-broadcast dengan deretan frekuensi radioyang acak, berpindah dari 1 frekuensi ke frekuensi lain pada selang waktu yang sempit
2.      Direct sequence tiap bit dalam sinyal asli diwakili oleh banyak bit dalamsinyal yang ditransmisikan, disebut sebagai chipping code; contoh: chipping code 10-bit menyebarkan sinyal pada pita frekuensi yang besarnya 10 kali
 

BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
            Data digital merupakan bentuk paling sederhana dari pengkodean digital. dari data digital ditetapkan satu level voltase untuk biner 1 dan level voltase lainnya untuk biner 0. sebuah modem mengubah data digital menjadi sinyal analog sehingga dapat ditransmisikan sepanjang saluran analog. teknik dasarnya adalah amplitude-shift keying (ask), frequency-shift keying (fsk) dan phase-shift keying (psk). ketiganya mengubah satu karakter atau lebih suatu frekuensi pembawa agar bisa menampilkan data biner.

Dasar pensinyalan analog adalah sinyal frekuensi-konstan kontinu yang disebut sebagai pembawa sinyal (carrier). frekuensi dari sinyal pembawa dipilih agar sesuai dengan media transmisi yang akan digunakan. data ditransmisikan melalui sinyal pembawa dengan cara modulasi. modulasi adalah proses pengkodean data dengan sinyal pembawanya.


3.2 Saran

            Pada Pengkodean, Sinyal dan Data Analog dan Digital Permasalahan      yang    sering  terjadi   pada  transmisi   analog    adalah   mudah    sekali terkena   gangguan   Noise,      atau   interferensi.  Noise   adalah   sinyal   tambahan    yang   tidak dinginkan.      Sehingga      bisa    menghasilkan       sejumlah     retransmission        data,     dan mengakibatkan lambatnya suatu pengiriman (transfer) informasi.








DAFTAR PUSTAKA

[1] David Cooper, William/Englangga1999,Istrumentasi Elektronik dan teknik pengkuran
[2]  http:// www.yahoo.com/  Pengkodean, Sinyal dan Data Analog dan Digital
[3] http://www.google.com/Komunikasi Data dan Jaringan





























Tidak ada komentar:

Posting Komentar